Sejumlah kawasan Jawa Barat, Banten dan Jabodetabek pada Minggu (4/8/2019) mengalami pemadaman listrik secara massal dan seperti kembali ke ...
Sejumlah kawasan Jawa Barat, Banten dan Jabodetabek pada Minggu (4/8/2019) mengalami pemadaman listrik secara massal dan seperti kembali ke zaman dulu yang hanya mengandalkan cahaya lilin.
Di beberapa tempat aliran listrik baru nyala sekitar pukul 00.00 WIB dan bahkan hingga pukul 2 dini hari.
Hal ini tentu menggemparkan masyarakat di daerah tersebut. Dengan adanya pemadaman lampu secara masal ini banyak pihak yang merasa dirugikan terutama dalam bidang ekonomi.
Padamnya lampu ini dimulai sejak Minggu siang mulai pukul 11.45 WIB. Pada awalnya ada beberapa kali gangguan transmisi Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV di Ungaran dan Pemalang.
Di Jawa Barat terjadinya gangguan pada Transmisi SUTET 500 kV mengakibatkan padamnya sejumlah Area, sebagai berikut:
Bandung
Bekasi
Cianjur
Cimahi
Cirebon
Garut
Karawang
Purwakarta
Majalaya
Sumedang
Tasikmalaya
Depok
Gunung Putri
Sukabumi
Bogor
PLN menyatakan gas Turbin 1 sampai dengan 6 Suralaya mengalami trip, sementara Gas Turbin 7 saat ini dalam posisi mati (off).
Gangguan pada SUTET di dua tempat itu menyebabkan transfer listrik dari timur ke barat Pulau Jawa mengalami kegagalan.
Kegagalan ini pada akhirnya menyebabkan gangguan di seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Pulau Jawa.
PT PLN (Persero) memaparkan penyebab dari padamnya listrik di daerah-daerah tersebut.
Sripeni Inten selaku Plt Dirut PLN mengungkapkan:
Dengan adanya gangguan transmisi itu, pada pukul 11.48 WIB detik ke-11, kejadian itu menyebabkan jaringan SUTP Depok-Tasik mengalami gangguan karena tegangannya tidak stabil.
Pada pukul 11.48 WIB terjadi black out pada jaringan di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten yang berdampak pada aliran listrik sejumlah gardu induk.
Sripeni mengaku langsung memimpin dan mengawal proses pemulihan, termasuk memantau bagaimana pasokan listrik dari timur ke barat untuk mendukung pasokan.
Pada pukul 16.27 WIB, PLN telah berhasil mengoperasikan PLTA Saguling dan PLTA Cirata yang berfungsi sebagai penstabil daya dan tegangan, serta untuk mengirim pasokan listrik dari Timur ke Barat menuju PLTU Suralaya.
Setelah PLTU Suralaya stabil, normalisasi listrik diperkirakan berlangsung hingga 6 jam ke depan sejak pukul 17.30 WIB untuk menormalkan seluruh sistem Jawa Barat dan Banten.
PLN menyatakan bahwa tegangan listrik ke Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) Balaraja dan selanjutnya menuju PLTU Suralaya telah dialirkan dan dapat beroperasi bertahap mencapai kapasitas 2800 MW.
Sebelumnya Sripeni mengatakan listrik di wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa Barat akan normal kembali 3 jam sejak pukul 16.27 WIB, Minggu kemarin.
Namun pada kenyataannya, di beberapa wilayah lampu menyala sekitar pukul 21.00 WIB, ada juga yang menyala pukul 00.00 WIB dan pukul 2 dini hari.
Untuk memantau wilayah yang sudah nyala atau masih mati listrik, untuk wilayah Jakarta bisa cek Peta Pelita yang akan menampilkan informasi mengenai pemadaman jaringan kelistrikan di wilayah kerja PLN Distribusi Jakarta Raya.
Anda bisa mengunjungi laman resminya melalui http://pelita.plnjaya.co.id.
Melansir dari Tribunnews.com, pada Senin (5/8/2019) pagi setidaknya masih ada 86 wilayah yang masih mengalami gangguan listrik.
Pemadaman listrik (black out) ini menyebabkan masyarakat tidak bisa menggunakan fasilitas seperti lampu. Bahkan jaringan komunikasi pun mengalami krisis.
Hal ini pun berdampak pada transportasi seperti terganggunya perjalanan kereta api yang mengharuskannya tidak beroperasi sementara waktu.
Akibat listrik padam di wilayah Jakarta dan sekitarnya, membuat aktivitas KRL dan MRT alami gangguan dan sempat terhenti.
Para pengguna ojek online pun kesulitan karena tidak ada jaringan untuk memesan.
Bahkan rambu-rambu lalu lintas pun mendadak mati yang menyebabkan kesemerawutan dan membuat sebagai masyarakat turun tangan untuk mengatur lalu lintas.
Untuk jaga-jaga, bagi Anda yang memiliki rutinitas dengan mengandalkan barang elektronik, jangan lupa charge semua barang elektronik kamu agar tidak menghambat aktivitas Anda.
sumber: https://www.finansialku.com/penyebab-mati-lampu-4-agustus-2019/
Di beberapa tempat aliran listrik baru nyala sekitar pukul 00.00 WIB dan bahkan hingga pukul 2 dini hari.
Hal ini tentu menggemparkan masyarakat di daerah tersebut. Dengan adanya pemadaman lampu secara masal ini banyak pihak yang merasa dirugikan terutama dalam bidang ekonomi.
Padamnya lampu ini dimulai sejak Minggu siang mulai pukul 11.45 WIB. Pada awalnya ada beberapa kali gangguan transmisi Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV di Ungaran dan Pemalang.
Di Jawa Barat terjadinya gangguan pada Transmisi SUTET 500 kV mengakibatkan padamnya sejumlah Area, sebagai berikut:
Bandung
Bekasi
Cianjur
Cimahi
Cirebon
Garut
Karawang
Purwakarta
Majalaya
Sumedang
Tasikmalaya
Depok
Gunung Putri
Sukabumi
Bogor
PLN menyatakan gas Turbin 1 sampai dengan 6 Suralaya mengalami trip, sementara Gas Turbin 7 saat ini dalam posisi mati (off).
Gangguan pada SUTET di dua tempat itu menyebabkan transfer listrik dari timur ke barat Pulau Jawa mengalami kegagalan.
Kegagalan ini pada akhirnya menyebabkan gangguan di seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Pulau Jawa.
PT PLN (Persero) memaparkan penyebab dari padamnya listrik di daerah-daerah tersebut.
Sripeni Inten selaku Plt Dirut PLN mengungkapkan:
Dengan adanya gangguan transmisi itu, pada pukul 11.48 WIB detik ke-11, kejadian itu menyebabkan jaringan SUTP Depok-Tasik mengalami gangguan karena tegangannya tidak stabil.
Pada pukul 11.48 WIB terjadi black out pada jaringan di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten yang berdampak pada aliran listrik sejumlah gardu induk.
Sripeni mengaku langsung memimpin dan mengawal proses pemulihan, termasuk memantau bagaimana pasokan listrik dari timur ke barat untuk mendukung pasokan.
Pada pukul 16.27 WIB, PLN telah berhasil mengoperasikan PLTA Saguling dan PLTA Cirata yang berfungsi sebagai penstabil daya dan tegangan, serta untuk mengirim pasokan listrik dari Timur ke Barat menuju PLTU Suralaya.
Setelah PLTU Suralaya stabil, normalisasi listrik diperkirakan berlangsung hingga 6 jam ke depan sejak pukul 17.30 WIB untuk menormalkan seluruh sistem Jawa Barat dan Banten.
PLN menyatakan bahwa tegangan listrik ke Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) Balaraja dan selanjutnya menuju PLTU Suralaya telah dialirkan dan dapat beroperasi bertahap mencapai kapasitas 2800 MW.
Sebelumnya Sripeni mengatakan listrik di wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa Barat akan normal kembali 3 jam sejak pukul 16.27 WIB, Minggu kemarin.
Namun pada kenyataannya, di beberapa wilayah lampu menyala sekitar pukul 21.00 WIB, ada juga yang menyala pukul 00.00 WIB dan pukul 2 dini hari.
Untuk memantau wilayah yang sudah nyala atau masih mati listrik, untuk wilayah Jakarta bisa cek Peta Pelita yang akan menampilkan informasi mengenai pemadaman jaringan kelistrikan di wilayah kerja PLN Distribusi Jakarta Raya.
Anda bisa mengunjungi laman resminya melalui http://pelita.plnjaya.co.id.
Melansir dari Tribunnews.com, pada Senin (5/8/2019) pagi setidaknya masih ada 86 wilayah yang masih mengalami gangguan listrik.
Pemadaman listrik (black out) ini menyebabkan masyarakat tidak bisa menggunakan fasilitas seperti lampu. Bahkan jaringan komunikasi pun mengalami krisis.
Hal ini pun berdampak pada transportasi seperti terganggunya perjalanan kereta api yang mengharuskannya tidak beroperasi sementara waktu.
Akibat listrik padam di wilayah Jakarta dan sekitarnya, membuat aktivitas KRL dan MRT alami gangguan dan sempat terhenti.
Para pengguna ojek online pun kesulitan karena tidak ada jaringan untuk memesan.
Bahkan rambu-rambu lalu lintas pun mendadak mati yang menyebabkan kesemerawutan dan membuat sebagai masyarakat turun tangan untuk mengatur lalu lintas.
Untuk jaga-jaga, bagi Anda yang memiliki rutinitas dengan mengandalkan barang elektronik, jangan lupa charge semua barang elektronik kamu agar tidak menghambat aktivitas Anda.
sumber: https://www.finansialku.com/penyebab-mati-lampu-4-agustus-2019/